Struktur Teks
|
Paragraf
|
Orientasi 1
|
Ayat-Ayat Cinta adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo.
Film ini merupakan film religi hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman
El Shirazy berjudul “Ayat-Ayat Cinta”, dan melakukan penayangan perdana pada pertama tahun 2008. Kisah dalam film dan novel “Ayat-Ayat
Cinta” berlatarkan kehidupan di Kairo.
|
Orientasi 2
|
Film
“Ayat-Ayat Cinta” mengisahkan tentang perjalanan seorang mahasiswa Indonesia
bernama Fahri yang tengah menempuh pendidikan di Al Azhar Mesir. Seperti yang
dikisahkan dalam novel, Fahri adalah seorang pemuda yang berasal dari Jawa,
kemudian mendapat beasiswa dari Departemen Agama untuk melanjutkan
sekolah di luar negeri, tepatnya lagi di Universitas tertua di dunia yaitu Al
Azhar Mesir. Dalam film tersebut dikisahkan perjuangan seorang mahasiswa
Indonesia yang merantau ke negeri orang, hidup penuh keprihatinan, tinggal di flat murah dengan
teman-temannya sesama mahasiswa Indonesia demi meraih impiannya. Yang
menarik, kisah di film tersebut bukan menitikberatkan perjuangan mencapai
gelar master di bangku kuliah, namun justru kisah percintaan Fahri sebagai
tokoh utama yang lebih banyak diulas. Selain sosok Fahri, ada beberapa tokoh
lain yang menonjol dalam film ini. Seperti sosok Maria, Aisyah, Nurul dan
Noura.
|
Tafsiran Isi 1
|
Layaknya film “Ketika
Cinta Bertasbih”, film ini berlatarkan di Universitas Al Azhar di Kairo,
Mesir. Film dibuka dengan adegan seorang mahasiswa tingkat akhir dari
Indonesia yang bernama Fahri yang kebingungan karena file di komputernya
terkena virus. Akhirnya dia meminta bantuan teman kuliahnya yang tinggal satu
lantai diatasnya. Teman kuliah Fahri adalah seorang wanita yang bernama
Maria. Sosok Maria
digambarkan sebagai seorang Kristen Koptik, dia adalah gadis yang selalu
ceria, baik, serta setia kawan. Maria juga digambarkan sebagai seorang
Nasrani yang memiliki pengetahuan yang lumayan tentang Islam, murah senyum,
berani berbuat demi kepentingan orang lain, dan tidak memandang adanya
perbedaan (keyakinan) dalam kehidupannya sebagai sebuah penghalang untuk
saling berbuat baik kepada sesama manusia. Rupanya,
diam-diam Maria mengagumi Fahri dan mulai mencintainya. Namun, kekaguman itu
hanya diwujudkan dengan menulis pada diary dan selalu menyempatkan diri untuk
memberikan jus mangga dan kue bolu kepada Fahri, utamanya kalau Fahri
keasyikan belajar hingga lupa makan.
|
Tafsiran Isi 2
|
Dilain pihak, seorang rekan kuliah
Fahri, yang merupakan anak seorang kyai terkenal, juga diam-diam menaruh hati
kepadanya. Gadis ini bernama Nurul. Dia adalah teman Fahri sesama mahasiswa yang berasal dari Indonesia.
Diceritakan sebagai seseorang yang dekat pula dengan Fahri karena berasal
dari daerah yang sama yakni sama-sama berasal dari Jawa.
|
Tafsiran Isi 3
|
Islam mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada siapapun. Seperti
didalam film ini, ketika Fahri sedang berada di dalam kereta api, ada seorang
wanita amerika bersama ibunya yang kelelahan, disaat itu Aisha yang sedang
duduk bangkit dan mempersilahkan duduk kepada ibu itu. Karena tidak terima,
seorang lelaki Arab marah dan menghina dua wanita itu dengan ucapan kafir dan
lain-lain. Kemudian Fahri datang dan berusaha membela Aisya, Ia menjabarkan
ajaran Islam sebagai “Rahmatan lil Alamin.” Sayangnya, orang Arab tersebut
tidak menerima dan memukul Fahri. Pertemuan
berikutnya antara Fahri dengan Aisha adalah saat Aisha menemani orang Amerika
itu yang ternyata adalah wartawan yang sedang meneliti tentang Islam, dimana
Fahri menjelaskan beberapa pertanyaan yang diajukan. Termasuk di dalamnya
pertanyaan mengenai peranan wanita dalam Islam. Dimana Islam dalam keseharian
itu menjunjung tinggi wanita. Dari pertemuan inilah, Aisha semakin tertarik
dengan Fahri.
|
Tafsiran Isi 4
|
Wanita
keempat yang berkaitan dengan Fahri adalah Noura, yang merupakan tetangga
Fahri namun mengalami nasib yang cukup menyedihkan. Dimana selalu memperoleh
perlakukan buruk dari ayahnya. Pada satu ketika, Noura ini disiksa oleh
ayahnya dan disuruh tidur di luar. Karena tidak tahan, Fahri segera menelepon
Maria dan meminta Maria menyelamatkan Noura dengan meminta Noura tidur di
kamar Maria. Pada subuh hari, Fahri, Maria dan Noura ke rumah Nurul dan
meminta agar Noura untuk sementara tinggal di rumah Nurul. Rupanya, Noura ini
bukan anak kandung dari Bapaknya selama ini, dia adalah anak pungut. Dengan
bantuan teman Fahri, Noura dapat dipertemukan dengan orang tua kandungnya.
|
Tafsiran Isi 5
|
Di lain pihak, guru Fahri selalu mendesak Fahri untuk
segera menikah dan pada akhirnya menyarankan “Ta’aruf” dengan seorang gadis
yang ia pilihkan untuk Fahri. Dengan hati berdebar, akhirnya Fahri setuju
dengan permintaan gurunya dan akhirnya dipertemukan dengan wanita yang
dicalonkan untuknya. Rupanya wanita tersebut adalah Aisha. Pernihakan segera
dilaksanakan, dan hiduplah mereka dengan bahagia.
|
Tafsiran Isi 6
|
Dengan
pernikahan Fahri dengan Aisha, maka hancurlah hati 3 wanita lainnya. Nurul
patah hati dengan menangis sejadi-jadinya. Maria yang sewaktu Fahri menikah
sedang ke luar kota, setelah kembali dan mengetahui Fahri telah menikah Ia
sedih dan mengalami depresi berat, sehingga jantungnya terganggu dan darah
mengalir dari hidungnya. Noura yang mengetahui berita
tersebut menjadi amat sakit hati dan merencanakan hal yang buruk terhadap
Fahri.
|
Tafsiran Isi 7
|
Setelah beberapa lama
menikah, masalah mulai bermunculan. Maria menjadi korban tabrak lari dan
harus dirawat di rumah sakit, orang tua Nurul datang dan meminta Fahri untuk
menikahi anaknya, namun Fahri menolak. Tidak lama, polisi datang dan membawa
Fahri, Ia dituduh telah memperkosa Noura Sehingga Ia ditahan. Setelah
melewati sidang yang panjang, Fahri tidak tidak puya bukti bahwa Ia tidak
bersalah. Jalan terakhir yaitu Maria karena merupakan saksi kuncinya.
|
Tafsiran Isi 8
|
Dalam film “Ayat-Ayat Cinta” sikap
moal yang ditunjukan kepada penonton adalah sabar dan ikhlas. Pada saat
kembali ke penjara, Fahri menerima surat bahwa Ia dikeluarkan dari Al-Azhar.
Ia semakin sedih dan frustasi, kemudian seseorang yang berada di dalam sel
bersamanya memberikan nasehat bahwa seorang muslim harus sabar dan khlas,
orang itu menceritakan kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Zulaikha menuduh Nabi
Yusuf telah memperkosanya, padahal Ia sendiri yang tidak tahan dengan
ketampanan Nabi Yusuf, Nabi Yusuf dipenjara tetapi Ia tetap sabar.
|
Tafsiran Isi 9
|
Dilain pihak, perjuangan Aisha untuk membebaskan suaminya
juga menggetarkan hati. Termasuk ketika hendak menemuni Maria yamg merupakan
saksi kunci kejadian tersebut. Namun, Maria mengalami koma yang diakibatkan
Depresi berat karena ditinggal Fahri. Salah satu pengorbanan yang “luar
biasa” adalah sewaktu Aisha memaksa Fahri menikahi Maria, karena Maria baru
bisa sembuh apabila bertemu dengan Fahri. Kisah-kisah Aisha ini juga cukup
memancing kesedihan, diperkuat dengan alasan-alasan yang amat rasional dan
menggugah hati. Alangkah sedihnya seorang istri saat suaminya akad nikah
dengan wanita lain di depannya. Setelah Maria bangun, kemudian Ia mengucapkan
syahadat. Persidangan kembali dimulai dan pengacara Aisha menghadirkan saksi
kunci yaitu Maria. Walaupun di atas kursi roda, mematahkan tuduhan Noura, dan
malah membuka informasi lainnya, bahwa ada orang lain yang memperkosa dia,
bukannya Fahri, seperti yang dituduhkan. Kemudian Noura mengaku dan
menceritakan kisah yang sebenarnya. Akhirnya Fahri bebas dari segala tuduhan
dan dapat menghirup kebebasan lagi.
|
Tafsiran Isi 10
|
Cerita
beralih saat Fahri mulai merajut kehidupan bersama kedua istrinya.
Diperlihatkan bahwa memiliki 2 orang istri tidak seindah yang dibayangkan.
Yang tersulit adalah bersifat “adil”. Saat-saat tertentu, terajut kecemburuan
diantara istri-istri Fahri yang semakin lama semakin menggumpal, dimana
memuncak dengan kepergian Aisha dari rumah. Dalam salah satu perenungannya,
akhirnya Fahri memperoleh pencerahan, bahwa yang hilang dari dirinya adalah
rasa “ikhlas.” Hilangnya rasa itulah yang menyebabkan dia sulit untuk memberi
rasa “adil” kepada kedua istrinya. Dengan rasa itulah akhirnya mereka
berkumpul kembali. Cerita kemudian berputar saat Fahri dan istrinya
bersantai. Dimana Aisha mengalami kejang perut dan Maria mengalami pendarahan
pada hidungnya yang diakibatkan penyakit Jantung yang dia derita. Di akhir
hidupnya, Maria menginginkan supaya diajarkan sholat, Ia meminta sholat
bersama. Dan pada akhirnya Maria meninggal dunia.
|
Evaluasi 1
|
Penggambaran sosok Fahri dalam film ini terlalu sempurna. Bagaimana
mungkin sosok seorang Fahri digambarkan sebagai sosok yang sempurna bahkan
sangat sempurna. Seorang mahasiswa pintar yang digandrungi oleh banyak
wanita, sekaligus sosok yang beriman. Fahri digambarkan sebagai seorang yang
tanpa cela atau kurang suatu apapun sehingga menimbulkan kesan yang utopis pada tokoh utama.
|
Evaluasi 2
|
Film
“Ayat-Ayat Cinta” mampu mengangkat sebuah tema yang sebelumnya banyak
menimbulkan sentimen dalam masyarakat, yakni mengangkat konflik
antar-keyakinan dan antar-budaya. Konflik antar-keyakinan terdapat pada
adegan ketika Maria mengalami pergolakan pada dirinya mengenai keyakinan yang
dianut kemudian memutuskan untuk memeluk Islam. Film ini berhasil mengangkat
konflik antar-keyakinan yang dialami Maria ke dalam adegan film dengan sangat
moderat, tanpa menimbulkan kesan pemaksaan agama kepada seseorang. Artinya
agama dapat dimaknai sebagai panutan seseorang untuk memperoleh kebahagian
hidup, bukan sesuatu yang dipaksakan untuk dianut oleh umat manusia. Selain
konflik antar-keyakinan yang dikisahkan dengan sangat moderat, Film ini juga
berhasil memvisualisasikan kerukunan antar-umat beragama. Dalam film tersebut
digambarkan bagaimana antara Fahri dan Maria saling membantu urusannya
masing-masing.
|
Rangkuman
|
Film ini
menceritakan tentang mahasiswa Indonesia yang berusaha menggapai gelar
masternya di Al Ahzar yang bernama Fahri. Berkutat dengan berbagai macam
target dan kesederhanaan hidup. Semua
target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu, yaitu menikah
karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal
pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk
bernama perempuan. Ada empat orang yang jatuh cinta kepada Fahri. Yang
pertama yaitu Maria. Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi
mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi
cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Lalu ada Nurul, anak
seorang kyai terkenal yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri
menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya membuatnya tidak pernah
menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan
selalu menebak-nebak. Setelah itu ada Noura. Juga tetangga yang selalu disika
Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya.
Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih. Dan
nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya. Terakhir
muncullah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di
metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh
cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Film ini disebut-sebut sebagai film yang mampu
menghadirkan model romantisme yang didasarkan pada nilai-nilai religiusitas
(Islam). Simak saja misalnya, adegan bagaimana Fahri tidak mau bersentuhan
dengan lawan jenis yang bukan mahram-nya, atau kekonsistenan Aisha yang
enggan membuka cadar penutup wajahnya kecuali untuk orang yang meng-khitbah-nya
dan tentu saja suaminya, serta masih banyak adegan lain yang dicitrakan
sebagai perilaku yang pekat nuansa religiusitasnya, sehingga film ini layak
untuk ditonton.
|
Home Sosial Struktur Teks Ulasan Film “Ayat-Ayat Cinta” [Materi Bahasa Indonesia SMA]
Struktur Teks Ulasan Film “Ayat-Ayat Cinta” [Materi Bahasa Indonesia SMA]
By Nur Mukhlish Mazid At 17:49 1
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
thanks min, sangat membantu...
BalasHapus